Jumat, 28 September 2012

Kupu-Kupu Berdarah 2


By: Fattya Anisa (Siswa SDIT Hidayah Kelas Va )

Apakah kalian masih ingat dengan Fanisa? Yap, ia sudah berumur 11 tahun lho…, tiga tahun yang lalu ia seperti di dalam dunia dongeng, tapi sekarang ia sudah dewasa dan lebih mengerti. Suatu hari Fanisa bermimpi bahwa ia sedang berada di suatu tempat yang sepi seperti di hutan. Lalu ia terkejut saat ia bertemu dengan seorang putri yang sangat cantik. Lalu Fanisa bertanya pada putri itu “Permisi, apakah kau bisa membantuku?”
“Dengan senang hati anak manis, karna kau telah membantuku” dengan bingung Fanisa menjawab”Maksudmu apa?” “Aku adalah kupu-kupu mungil yang kau selamatkan dari sang lebah” jawab sang putri “Aku tidak percaya, mengapa kau bisa menjadi putri yang cantik seperti ini?”jawab Fanisa kebingungan”Ceritanya sangat panjang, lain kali akan ku ceritakan” Lalu sang putri mengantarnya pulang ke rumahnya. Sampai di rumahnya Fanisa,  Fanisa pun langsung bangun dari tidurnya, lalu ia langsung menuju halaman rumahnya, ternyata ada seekor kupu-kupu yang pernah ia tolong, ternyata kupu-kupu mungil itu memberi tahu bahwa Fanisa sudah terlambat sekolah, haduh… Fanisa..Fanisa…

Minggu, 16 September 2012

RENDRA Si Kecil Penata Waktu

Karya : Trusae Dalaf Ahmad Yn


Rendra kecilku pagi ini, tidak seperti biasanya. Anak pertamaku yang paling disiplin hari ini begitu semangat. Sebelum shubuh jam 03.30 pagi ia bangun dan membasuh muka sebagai rangkaian wudhu untuk mempersiapkan sholat tahajud. Allohu Akhbar, rekaat demi rekaat ia jalani hingga ia akhiri dengan do’a bermunajat kepada Alloh sang pengatur kehidupan. Ya, Alloh berikanlah aku kekuatan iman, ilmu dan jauhkanlah aku, Ya Alloh dari sikap malas....Amiin. kemudian kedua tangannya menyatu menyapu kulit wajahnya yang lembut, seraya ia rasakan sejuknya air membasahi kedua jari telunjukknya.

Wah....udah jam 03.55, dalam hatinya terbesik ucapan, sudah menjelang subuh, harus segera, nih, katanya dalam hati. Ia berdiri dan bergegas ke kamar depan, ternyata ayahnya sudah bangun. Ren...ayo siap-siap, kita jalan aja ke masjidnya. Baik, yah....kata rendra dengan suara lembut. Maklum ayahnya mengajak lebih awal karena jarak masjid ke rumah lumayan agak jauh kira-kira 300 m. Berjalanlah ayah dan rendra ke masjid, sambil berjalan ia berfikir,eem.... setelah subuh saya nanti mau ngaji terus mandi terus menata buku terus merapikan baju terus bersiap-siap tuk berangkat. Awas rend depanmu ada lubang, lihat kalau jalan, kata ayahnya dengan nada keras. Ya, yah....sahut rendra dengan lembut. Tidak terasa ia dan ayahnya sampai didepan masjid. Ia bergegas masuk dan bersama ayahnya melaksanakan sholat dua rekaat sebelum sholat shubuh berjamaah. Allohuakhbar...rekat demi rekaat di laksanakan dengan khusyuk dan salam mengakhiri sholat berjamaah  kemudian ia sambung dengan doa, Ya, Alloh berikanlah aku kekuatan iman, ilmu dan jauhkanlah aku, Ya Alloh dari sikap malas....Amiin. Setelah itu ia pulang bersama ayahnya dengan penuh semangat, setelah ini saya mau baca lanjutannya kemarin.

Menit demi menit sepulang dari jamaah shubuh di masjid ia lakukan rencana yang ia fikirkan dijalan tadi. Dari ngaji hingga selesai bersiap diri ke sekolah ia laukan dan alhamdulillah selesai... jam berapa, ya? Ternyata sudah jam 05.45 WIB. Si rendra kecilpun makan duluan karena hari ini ia mengingnkan sampai disekolah lebih awal dari biasanya. Alhamdulillah ibu telah menyiapkan sarapan lebih awal, terima kasih ibu, jasamu tiada terkira, ucapnya didalam hati. Yah, ibu rendra pamit duluan, sambil mencium kedua tangan orang tuanya ia bergegas menuju garasi dan meuntun sepedanya hingga pintu depan. Sebelum berjalan ia berucap dalam hati, ya Alloh hari ini saya ingin datang lebih awal tuk menyiapkan diri belajar IPS diteras atas sebelum teman yang lain datang. Pukul 06.00 ia berangkat, kira-kira 15 menit perjalanan dari rumah ke sekolah naik sepeda dengan santai. Kring.....kring....kring ia bunyikan bel sebagai bentuk keceriaanya dan ia kayuh dengan santai menuju sekolah. Hari ini rame sekali walaupun pagi-pagi sekali. Wes...wes ia melanggar beberapa tukang sayur yang pagi itu juga sudah mengayuh sepedanya menuju pasar. Sudah mau sampai nih di sekolah. Tiba-tiba..... sepedanya jalanya terasa tidak enak. Kok goyang-goyang, ya..... Ia kemudian turun dan dilihatlah sepedanya. Matanya tertuju kepada ban belakang. Innalillahi wa innalillahirojiun.......bojor, ucapnya lirih. Dimana ya tukang bannya? Tanyanya dalam hati. Ia kemudian berjalan kedepan, 10 hingga 40 meter tidak menemukan tukang tambal ban yang bukak, maklum masih pagi. Tanya orang saja kira-kira yang bukak pagi-pagi seperti ini dimana, ya. Sambil berjalan ia menoleh kanan kiri tidak ada yang buka, tiba-tiba penglihatannya tertuju kepada seorang bapak yang ada didepannya.wah, bisa tanya ke bapaknya di depan...tapi kok bapaknya seram sekali...tubuhnya keker...rambutnya panjang bertato lagi... hi...serem, takut. Dalam hatinya terngiang-ngiang bapaknya seram, nanti kalau tanya malah dibentak lagi, terus ajalah... sambil berjalan menundukkan kepala dengan tergesa-gesa ia menuntun sepedanya. Beberap saat kemudian dengan perasaan takut sambil jalan rendra terkejut, ada suara bapak-bapak menyapanya, kenapa, dhik, suara serak tapi lembut menyapanya. Pak...eee....boooo....jor pak, bannya, sahut rendra dari sapaan bapak kekar tadi. Hilang seketika rasa takut rendra dan  terdengar lagi suara bapak tadi dengan muka bersahabat... oo....tambal ban, ya...sana lho dik, sambil menunjukkan jari telunjuknya menuju arah belakangku...lurus kemudian belok kanan, satu rumah dari jalan raya. O, ya pak...terima kasih. Kemudian berbaliklah rendra ke belakang dan dituntunlah sepedanya menuju arah yang ditunjukkan bapak tadi. Tidak begitu jauh sekitar 20 m dari tempat bapak tadi, sampailah di depan tukang tambal ban. Alhamdulillah, sudah buka. Assalamu’alaikum..... assalamu’alaikum..... kok, gag ada, ya. Rendra mencari- cari sambil menoleh ke arah kanan dan kiri. Tiba-tiba muncul seorang bapak yang tinggi besar menyapa, cari siapa dik. Tukang tambalnya kok gag ada,ya pa? Oo...coba cari disana lho dik, sambil mengarahkan tangan kanannya. Berjalanlah rendra, wah bersih sekali halaman rumah ini, dua rumah ia lalui dan ia mendapatkan bapak si tukang tambal ban sedang menyapu dua rumah termasuk rumah tetangganya. Astagfirulloh.. salah sangka saya, dikira tidak amanah dengan tukang tambal bannya ternyata pagi sekali gini sudah membuka tambal bannya dan membersihkan halaman rumah dan halaman tetangganya,subhanalloh. Pak, mau nambal ban sepeda bisa, ya? Tanya rendra. O...bisa. saut bapaknya. Bergegaslah keduanya ke tambal ban dan langsung ditangani sepada rendra. Sambil menunggu menambal ban rendra membuka buku catatan IPS tuk mempersiapkan pelajaran nanti. Dilihatlah jam sudah menunjukkan jam 06.40 dilihatlah bapak yang menambal bal begitu cekatan. Ada yang aneh tidak seperti biasanya yang rendra lihat, bapak tambal ban tidak bakai tungku dan di bakar atasnya tetapi memakai setlika untuk memanskan tambalan ban yang bocor. Hasilnya mantap seperti biasanya, subhanalloh...gumam rendra. Sudah selesai dik... o...ya pak, berapa? tiga ribu saja dik, sambil tersenyum. Segera rendra bergegas menuju sekolah dengan mengayuh sepedanya. Sampailah di sekolah walaupun terlambat rendra mengucap hamdalah sebagai bukti rasa syukur atas nikmat-Nya dipagi ini.

Sabtu, 23 Juni 2012

Kupu-kupu Berdarah


Karya : Fatya Anisa ( Kelas IV B SDIT Hidayah)


Suatu hari ada seorang gadis yang bernama Fanisa, ia berumur delapan tahun, ia hidup bersama kedua orang tuanya. Ketika sore hari ia berpamitan pada orang tunya untuk berjalan-jalan ke luar rumahnya, dan sesampainya di taman ia bertemu dengan seekor kupu-kupu, kupu-kupu itu kelihatan sangat lemah dan tidak berdaya, lalu Fanisa bertanya pada kupu-kupu itu “kamu kenapa wahai kupu-kupu cantik? ”ucap Fanisa kepada sang kupu-kupu sambil menaruh di tangannya “Tubuhku berdarah karena rumahku sudah di hancurkan oleh raksasa, tapi aku lega sekali  bisa menyelamatkan diriku sendiri ”ucap kupu-kupu panjang lebar, karna  melihat kupu-kupu yang bisa bicara Fanisa pun kaget “Ha! Kau bisa bicara?” “Ya…”ucap si kupu-kupu dengan santai “Memangnya di mana rumahmu?” ucap Fanisa bertanya pada kupu-kupu itu “Di kebun bunga sana” ucap kupu-kupu sambil menunjuk jarinya ke arah kebun belakang rumah Fanisa “Yang itu rumahku, ya memang selalu ada lebah di sana, apakah yang kau maksud raksasa itu lebah? ia mempunyai sayap sepertimu, namun ia lebih ganas dari pada kamu” ucap Fanisa panjang lebar “Ya benar itu yang ku maksud” ucap kupu-kupu sambil menganggukkan kepalanya “Ya… memang kebun itu sudah satu bulan belum ku semprot, hi…hi…, tapi besok aku akan membersihkannya. Apakah kau sudah merasa lebih mendingan sekarang?” “Sudah,terima kasih ya dan sampai jumpa lagi…”

Sabtu, 17 Maret 2012

Kebaikan Itu Pasti Ada


Oleh : Raihana Maftuha ( SDIT Hidayah Klaten Kelas V A )

                Pada pagi yang cerah, ada seorang gadis yang sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah. “Ma, aku berangkat dulu ya, ayo kak, naik ke mobil!” seru gadis itu. Gadis itu bernama Ami, kakaknya bernama Vivi, kakak satu-satunya Ami, kak Vivi sayang sekali dengan Ami, begitu pula Ami. Saat sampai sekolah, Ami disapa teman-temannya. Ada gadis yang sebal dengan Ami, karena Ami begitu popular, gadis itu bernama Kenny. Sebelum Ami masuk sekolah ini, Kenny adalah The Perfect Girl, yang baik hati, suka menolong, dan tidak sombong, tapi semenjak Ami masuk sekolah ini, semua yang dimiliki Kenny hilang, dia menjadi anak yang sombong. Menurut Kenny ini adalah salah Ami, reputasi Kenny telah diambil oleh Ami.
            Saat jam istirahat, Ami ke kantin bersama sahabatnya, Syifa. Kenny yang masih kesal dengan Ami, dengan sengaja menyenggol jus jambu Ami yang diatas meja, tumpahan itu mengenai jilbab Ami dan Syifa. “Upps, sorry...” kata Kenny tanpa rasa bersalah. “Kamu nggak apa-apa kan? Kan kamu orang kaya, bisa beli apa-apa dengan mudah, atau kamu sudah kere ya? Orang tuamu bangkrut? Wah, gosip baru nih!” lanjut Kenny yang kemudian berlalu. Sabar Ami, Ami menenangkan dirinya.
            Saat pulang sekolah, Ami menunggu sopirnya dan kakaknya yang menjemput. Tapi sopir dan mobil yang biasa menjemput Ami tidak ada, hanya ada kakaknya, “Dik, hari ini kakak sendiri yang jemput, sopirnya nggak bisa menjemput, kita jalan kaki saja ya,” kata kak Vivi lembut. Ami pun menjawab, “Okay, no problem.”
            Tanpa disangka, jalanan macet, udara panas, dan suasana yang ribut. “ Panas kak,” kata Ami. “Sabar ya, dik.” Kak Vivi mengelus jilbab adiknya itu.Tiba-tiba ada tabrakan yang tidak jauh dari kakak beradik itu, yang bertabrakan adalah truk dengan truk. Salah satu truk berguling, truk itu akan menimpai Ami dan kak Vivi, juga beberapa orang lain. “AAA...”teriak mereka semua. Brukk.. truk itu menimpa Ami, kakaknya, dan beberapa orang lain. Darah Ami bercucuran, kepala Ami  terasa pusing sekali, pandangan Ami kabur, Ami pun pingsan. Ooh Ami,.... seketika itu keadaan berubah entah dimana ?
Ami berada disebuah taman yang indah, dia melihat kakaknya menuju gerbang taman yang indah, Ami pun berseru, “KAK, TUNGGU!!” tapi kakaknya terus berjalan tanpa berbalik. Ami pun mengejarnya sambil berteriak, BRUKK.. Ami jatuh, saat tinggal satu langkah lagi masuk ke gerbang itu, kak Vivi berbalik, lalu tersenyum kepada Ami, kemudian berlalu. Ami pun bangkit, lalu mengejar kakaknya Ami melompat pada saat satu langkah lagi menuju gerbang itu. Tapi taman tadi berubah menjadi jurang, Ami pun terjun ke jurang itu dengan kepala di bawah “AAA...” Ami berteriak.
            Ami pun sadar dari pingsannya, dia mendapati dirinya ada di rumah sakit, dia melihat tubuhnya yang banyak diperban, alangkah terkejutnya Ami kaki kirinya diamputasi, sedangkan kaki kanannya masih utuh tapi lumayan sulit digerakkan. Tiba-tiba ada orang masuk, dan itu ternyata orang tuanya bersama seorang dokter, “MAMA, PAPA!!”seru Ami. ”Oh anakku, kau sudah sadar.” Keluarga itu pun saling bercerita, “Ma, kakak dimana?” tanya Ami, seketika mereka semua terdiam “Nak, kakak sudah pergi ke sisi Allah, sudah dikubur kemarin. Sabar ya,” kata Mama, air mata Ami menetes. Lalu ada orang yang masuk, dia adalah Kenny dan Syifa, ya KENNY, KENNY, Ami tak menyangka. “Ami, maafkan aku selama ini ya,” kata Kenny sambil memeluk Ami, air mata Kenny menetes.

Sabtu, 10 Maret 2012

Subhanalloh, Siswa SMK Klaten Bisa Produksi Mobil


Dunia Pendidikan nasional boleh berbangga. Siswa- siswa SMK di Kabupaten Klaten dan Malang mampu merancang bangun mobil. Rancang bangun karya siswa SMK ini tak sekedar dilakukan pada bodi mobil, namun juga pada mesin.
“Bahkan sejumlah komponen mesin juga dibuat sendiri. Seperti manipol, kepala silinder dan beberapa komponen lainnya,” ungkap Kepala SMKN 1 Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (14/7).
Mobil Sport Utility Vehicle (SUV) bermerek ‘Kiat Esemka’ karya siswa SMKN 1 Trucuk dan pick up (double cabin) ‘Digdaya’ karya siswa SMKN 1 Singosari, Kabupaten Malang, ini dipamerkan pada ajang Expo Produk Unggulan NU, di JCC.
Baik Kiat Esemka maupun Digdaya berkapasitas mesin 1.500 cc yang telah berteknologi injeksi ini hampir 100 persen merupakan hasil kreatifitas para siswa kedua SMK ini.
Menurut Guru pembimbing tim perakit mobil Digdaya, Sujianto mengungkapkan bahwa ide pertama pembuatan mobil Digdaya ini berawal dari tantangan oleh Dirjen Dikti bidang Kejuruan Joko Sutrisno.
Hingga saat ini Digdaya 1,5 I telah di buat tiga unit prototipenya. “Semuanya dikerjakan secara manual tanpa peralatan modern seperti yang dimiliki industri mobil,” tuturnya.(Republika)

Jumat, 09 Maret 2012

Itulah Gunanya Teman


 Oleh : Elisa Alia Anwar ( SDIT Hidayah KLaten VB)

Pagi yang cerah Adel dan Alda bersama pergi ke sekolah. mereka senang sekali hari ini mereka akan mendapatkan hasil ulangan semester I “Aku tidak sabar untuk menerima hasil ulangan semester I ku” kata Adel senang,”sama aku juga” kata alda juga senang. Tanpa alda sadari, Alda tersandung batu dan terjatuh,”Awww…sakit,” keluh Alda kesakitan” Alda kamu nggak apa – apakan ? Tanya Adel” Aku nggak apa apa koq, cepat ayo kita ke sekolah nanti kita terlambat” kata Alda, merekapun bergegas menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah mereka menuju kelas mereka “Tet ..tet…teeeet” bel sekolah berbunyi semua anak menuju kelas masing m,asing. Waktunya pembegian hasil ulangan” eh …Adel, Alda kalian pasti yang mendapat peringkatdi bawahku deh, jadi jangan berharap” Kata fanel dengan angkuhnya “kita lihat aja nanti “ jawab Adel “Fanel” Pak guru memanggil satu persatu “Adel,Alda, Quen, Zaskia… “setelah memanggil satu persatu akhirnya mengumumkan peringkat “Peringkat pertama Adel, peringkat kedua Alda peringkat ketiga Zaskia, peringkat keempat Quen, dan peringkat kelima Fanel” sebut pak guru, Oke anak anak kalian boleh istirahat “Anak – anak berhamburan keluar untuk pulang kerumah masing – masing, “Asyik… aku dapat peringkat satu lagi” “kamu hebat ya” sudah aku pulung duluan ya ..daa”mereka pulang ke Rumah.
Aduh kok Alda belum datang sih…biasanya jam segini udah ada” kata Adel. “Oh…kasihan sahabatnya belum datang kata Fanel tiba tiba datang” ih..kamu apaan sih nyambung nyambung aja” kata Adel “Biarin kata Fanel meremehkan. Dia berencana untuk ke panti asuhan Alda.
Sesampainya dipanti “ ha… ada apa dengan panti ini “Tanya adel Dalam hati “Adel”teriak seseorang “Alda, ada apa dengan panti ini ?”Tanya Adel pada Alda”Semalah panti ini terbakar hu ….huu” kata Alda sambil terisak “Oh… kamu harus sabar kata Adel “ya” kata Alda masih terisak “Oh..iya ini aku ada sedikit bantua untukmu”kata adel sambil menyerahkan amplop “Terima kasih” mereka berdua berpelukan ditengah terangnya rembulan dan bintang yang bersinar “inilah gunanya teman”kata Adel”Best Friend forever”mereka meneriakkan bersama.

Zahra.............


Oleh : Muna Syahidah (SDIT Hidayah Klaten Kelas VB)

Ya,Zahra adalah sebuah nama seorang anak perempuan,ia sekarang hanya hidup dengan kakak perempuannya yang bernama Fatimah disebuah gubuk kecil dan reyot.Setiap harinya,ia dan kakaknya selalu pergi bersama untuk memulung.Walau pun,ia hanya menjadi seorang pemulung tetapi,ia selalu menjadikan barang yang sudah tak terpakai menjadi barang yang bermanfaat,seperti kotak tisu,tirai dll.
          Kakaknya yang sudah sering melihat adiknya yang sedang asyik membuat berbagai macam barang pun akhirnya ikut-ikutan membuat barang dari barang bekas.
Pernah pada suatu hari tetangga sekitar mereka mengetahui bahwa mereka membuat barang yang bermanfaat,mau tau ceritanya baca aja terus!
            Pada suatu ketika ia bersama kakaknya sedang berbincang-bincang tentang cara membuat tas dari plastik dan hasil karya mereka masing-masing,tanpa disadari ternyata Pak Adi (Pak RT) mendengar semua yang mereka katakan,dan mempromosikan barang-barang mereka dengan sejumlah poster dipinggir jalan dan akhirnya tetangga sekitar mereka mengetahui lalu tetangga mereka memesan sejumlah barang. “Kak gimana nih bahan-bahan kita udah mau habis nih!”Ucap Zahra. “Iya nih Ra,besok kita mulung aja dulu sekalian cari barang yang kita butuhkan!”Usul Kak Fatimah. “Ya aku setuju,kak lagian kita sekarang udah enggak pernah mulung sekarang!”Ucap Zahra.

            Beberapa minggu kemudian,ada kabar menggembirakan dari Pak Adi selaku RT. “Zahra,Fatimah ada kabar menggembirakan”Ucap Pak Adi histeris karena senang. “Apa itu pak?”Tanya Zahra dan Kak Fatimah bebarengan. “Pak Presiden akan menemuimu dirumah mu hari ini!”Jawab Pak Adi. “Apa benar pak?”Tanya Zahra “Ya dia akan datang segera”Ucap Pak Adi.Tiba-tiba muncullah Pak Presiden dengan 2 pengawalnya dan langsung kediamannya banyak dikunjungi oleh para wartawan dan para tetangga mereka. “Assalamu alaikum anak-anak”Salam Pak Presiden “Waalaikum salam”Jawab Zahra dan kakaknya bebarengan “Saya disini akan memilih kamu Zahra dan Fatimah sebagai wakil Indonesia diAmerika dalam acara Olimpiade anak berprestasi tingkat internasional”Jelas Pak Presiden. “Apa benar pak?”Tanya Zahra meyakinkan Pak Presiden. “Iya benar”Jawab Pak Presiden meyakinkan Zahra.  “Jadi kamu akan berangkat minggu depan”Ucap Pak Presiden.

           Ketika mengikuti lomba tersebut ternyata Indonesia menjuarai olimpiade tersebut dan diadopsi oleh Pak Bagas selaku Duta besar Indonesia untuk Australia,yang istrinya divonis tidak bisa mempunyai keturunan.Dan akhirnya ia dapat merasakan hangatnya kekeluargaan lagi setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya selama 10 tahun lamanya.